Bagi kita, makanan dari kedelai sudah sangat biasa. Siapa tak kenal tempe, tahu, tauco, tauge, susu dan minyak kedelai? Tapi, di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, konsumsi kedelai dan produk turunannya baru mulai populer. Selain itu, produk kedelai seperti miso, natto, yuba, soygurt, soycheese, burger kedelai, ‘daging’ dan protein kedelai, lesitin, hingga kopi kedelai, kini banyak dijumpai di supermarket. Padahal dulu kedelai hanya dipakai sebagai pakan ternak.
Minyak, lesitin & susu kedelai
Manfaat lain kedelai, yakni kaya akan asam linoleat, asam linolenat, dan lesitin. Linoleat dan linolenat adalah asam lemak esensial dari kelompok omega-6 dan omega-3, yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes. Lesitin, yang digunakan sebagai pengikat air dan lemak dalam industri makanan, kini juga bisa dikonsumsi langsung dalam bentuk tablet atau kapsul lunak (soft gel). Lesitin dapat menurunkan kolesterol, meningkatkan memori, serta menjaga kesehatan fungsi organ hati. Suplemen lesitin boleh dikonsumsi hingga maksimal 13,5 g per hari.
Bagi orang yang tak tahan laktosa susu sapi, susu kedelai bisa menjadi alternatif. Tapi karena kadar kalsium susu kedelai hanya 1/3 susu sapi (50 mg vs 143 mg per 100 cc), Anda mesti minum susu kedelai 3 kali lebih banyak untuk memperoleh kalsium setara susu sapi. Atau, ditambah konsumsi produk kedelai lain yang punya kadar kalsium tinggi, misalnya kecap (143 mg/100 g), tepung kedelai (450 mg), tahu (124 mg), tempe (129 mg), atau kedelai panggang (227 mg). Susu kedelai baik ditambahkan pada sereal karena kandungan proteinnya bisa saling melengkapi, namun jangan ditambahkan ke minuman kopi atau teh panas karena akan menggumpal, di samping rasanya juga tidak ‘klop’.
Kedelai kering, karena mengandung protein tinggi (35-39,5%) sering dijadikan tepung kedelai untuk mengentalkan saus dan kaldu serta menambah kandungan protein dan kelembapan pada kue. Namun supaya bisa mengembang saat dijadikan roti, tepung ini mesti dicampur dengan tepung beras atau gandum. Suplemen kedelai berprotein tinggi (kadar 80%) juga tersedia, dan biasanya merupakan campuran protein kedelai dan susu.
Suplemen ini cocok untuk anak, remaja, manula, serta orang yang dalam masa penyembuhan dari sakit. Tepung kedelai yang sudah dihilangkan lemaknya, bisa dipres dan dikeringkan menjadi Textured Soy Protein. TSP ini digunakan sebagai pengisi maupun untuk berbagai produk 'serupa daging' seperti sosis kedelai, soyburger, meatloaf, keju kedelai, yang ditujukan untuk para vegetarian.
Menghindari kembung & langu
Meski banyak manfaat, kedelai sering dihindari karena berbau langu, menimbulkan gas, serta penyebab perut kembung. Memang, sebagian besar karbohidrat dalam kedelai adalah oligosakarida dan polisakarida, yang sulit dicerna dan dapat menyebabkan flatulensi (gas dalam perut). Untuk menurunkan kadar gas ini, sebelum dimasak kedelai sebaiknya direndam dalam air semalam atau sekurangnya 8 jam dan diganti airnya, baru dimasak sampai matang. Cara ini selain dapat melepaskan enzim yang dapat mencerna karbohidrat kedelai, juga melarutkan asam fitat yang dapat menghambat penyerapan mineral.
Bau langu timbul dari reaksi antara enzim dan lemak saat kedelai digiling dengan air dingin. Untuk menghilangkannya, gunakan air panas (80-100 derajat celcius) saat menggiling kedelai, atau rendam kedelai dalam air panas 10-15 menit sebelum digiling.
Sumber :www.pesona.co.id
Posting Komentar